Blended Learning Tingkatkan Mutu Pembelajaran
Blended Learning Tingkatkan Mutu Pembelajaran
TANGERANG – Dampak pandemi Covid-19 berimbas kepada beberapa sektor, terutama pendidikan.
Saat ini masih dilakukan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada lembaga pendidikan, sehingga
perlu adanya peningkatan mutu pembelajaran melalui metode blended learning. “Yaitu
mengkombinasikan antara daring atau online dan luring atau Pembelajaran Tatap Muka,” ujar Rizal
Fahmi, B.A.,M.Pd, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unis Tangerang, saat
Webinar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Unis Tangerang, Sabtu (12/3/2022).
Menurut Rizal, proses PJJ memiliki kendala dari sekolah, siswa, orang tua, dan guru. “Masih ada
keterlambatan dalam penanganan perbaikan fasilitas di sekolah, sarana PJJ belum tersedia. Capaian
belajar pada siswa juga rendah karena tidak mempunyai akses ke pembelajaran daring,” katanya.
Rizal melanjutkan, tidak semua orang tua dapat membimbing dan mengajar akibat tidak memiliki
sarana pembelajaran elektronik dan tidak mampu menggunakannya. “Serta untuk guru tidak
tersedianya sarana mengajar secara elektronik, dan belum siap dengan metode ataupun materi
digital untuk disampaikan kepada siswa,” tambah Rizal.
Rizal mengatakan, lahirnya blended learning berawal dari alternatif solusi ketika melakukan proses
PJJ. “Konsep pembelajaran dengan blended learning pada intinya mengkombinasikan PTM dengan
PJJ. Pendekatan ini menjadi alternatif terbaik untuk jenjang pendidikan menengah ke atas,” katanya.
Blended learning kata Rizal, bersifat student’s centered atau berpusat kepada siswa. Guru dan dosen
memfasilitasi siswa untuk lebih berpikir kritis dan kreatif. Serta, mampu merefleksikan pemahaman
yang telah didapat. “Jadi berbasis proyek dan pengalaman lapangan yang mereka rasakan,” ucapnya.
Rizal menjelaskan, guru dan dosen dituntut untuk lebih dinamis dan mampu menciptakan suasana
interaktif, serta bahan ajar yang menarik untuk dieksplore peserta didiknya. “Sejumlah studi atau
penelitian empiris memperlihatkan bahwa metode blended learning secara nyata dapat
meningkatkan antusiasme serta kemampuan analisis profesionalitas peserta didik,” jelas Rizal.
Blended learning juga menjadikan peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan konstruksi
pemahaman yang diperoleh dari proses ekplorasi. “Dari yang tadinya hanya sekedar menerima
bahan ajar secara pasif di kelas, siswa jauh lebih aktif,” kata Rizal.
Metode blended learning juga menjadikan proses pembelajaran tidak terbatas pada ruang dan
waktu, serta lebih fleksibel dalam hal moda pembelajaran, subjek dan mekanisme pembelajaran.
“Peserta didik yang di atas rata-rata perlu diberi ruang untuk berkembang lebih cepat,” tutup Rizal.
(Vita)